Cerita Dewasa Ngentot Hot Bermula dari Sebuah Gambar - Cerita ngentot terhot, Sebelumnya kisah sex yang pernah saya publish ialah
Cerita Dewasa Payudara Super Milik Ibu Guru Muda. Cerita
sex terbaru, novel sex terlengkap, cerita dewasa terupdate, cerita
mesum terbaik, cerita ngentot terpopuler, cerita bokep terselubung,
cerita xxx terhot, cerita ml abg perawan, cerita porno janda binal |
Sebelum aku memulai opisode ini, pekenankan saya mengucapkan banyak
terima kasih kepada para pembaca situs ceritasaja.com ini, yang telah
menyempatkan diri untuk menulis email kepada saya. Terima kasih juga aku
tujukan kepada pembaca, yang sudah memberikan kritikan, saran, masukan
atau bahkan yang hanya sekedar share dalam masalah sex.
Cerita Sex Ngentot Hot Bermula dari Sebuah Gambar
Novel Seks
- Dengan segala kerendahan hati, segala kekurangan dan keterbatasan
yang ada dalam penulisan artikel saya yang berjudul “Kejutan Mantan
kekasihku, Majikanku sayang, Main Berempat”, aku tetap berharap mendapat
masukan tentang bagaemana cara penulisan artikel yang benar.
Cerita dewasa, cerita dewasa 2016, cerita dewasa terbaru, cerita
dewasa igo, cerita dewasa igo terbaru, cerita dewasa igo bugil, cerita
dewasa igo 2016.
Juga tidak lupa aku sampaikan permohonan maaf, jika pada artikel aku
tersebut dan artikel-artikel selanjutnya, terdapat kesamaan nama dan
tempat. Dengan tidak mengurangi rasa hormatku kepada para pembaca yang
namanya sama, nama tersebut sengaja aku pilih acak (disamarkan) sebagai
bentuk tanggung jawab morilku kepada mereka yang pernah kencan dengan
aku.
Sehingga kerahasiaan identitas mereka tetap terjaga, karena
itu juga merupakan komitmen kami sebelum melakukan hal-hal yang terlalu
jauh. Karena apa yang aku tuangkan dalam artikel tersebut adalah
‘pengalaman nyataku’
Serta mohon maaf kepada para pembaca yang
tidak bisa aku balas emailnya, karena memang kita mempunyai perbedaan
visi dalam menerjemahkan gaya hidup free sex. Berikut ini adalah kisah
nyataku saat making love dengan seorang gadis mahasiswi, yang kuliah di
salah satu kota dingin di Jawa Timur.
Kisahku ini berawal saat
aku salah sambung, ketika menghubungi teman chattingku yang lain. Dan
dari sinilah kenikmatan itu aku alami. Kejadian itu terjadi sekitar
bulan Januari 2004 yang lalu, saat itu aku bermaksud menghubungi salah
satu teman chattingku.
“Hallo, gimana khabar kamu Citra?” tanya dengan percaya diri.
“Hallo, ini siapa ya?” suara dari celullerku.
“Aduh, mentang-mentang baru kerja jadi sombong gitu,” godaku.
“Ini Dandy, yang tempo hari ngebahas masalah sex itu lho,” jelasku.
“Maaf, kalo boleh tahu ini siapa ya?” tanyanya kembali.
“Apa benar ini dengan Citra?” tanyaku ganti.
“Maaf, sepertinya Mas, salah sambung,” jelas gadis itu.
“Lho memangnya ini siapa?” tanyaku penasaran.
“Aku Vira,” kata gadis itu.
“Ups! maaf banget Mbak Vira.. Aku kira ini nomor temanku,” kataku malu.
“Emang nomornya berapa 081xx,” jawabku pasti.
“Tuh kan salah belakangnya,” kata gadis itu sambil tersenyum.
“Tapi tidak apa-apa kok Mas, kita bisa kan berteman?” tanyanya.
“Nama Mas siapa?” tanya sekali lagi.
“Bbbisa.. Bisa.. ” jawabku gugup dan malu.
“Namaku Dandy,” jawabku singkat.
Obrolan tersebut terjadi sampai 10 menit lamanya, dari suaranya yang sexy aku menjamin pasti deh orangnya cakep juga.
“Oke deh Mas, Vira mau kuliah dulu nih,” paparnya.
“Oke deh Vira, terima kasih atas waktunya,” kataku singkat.
“Oya, Mas Dandy Surabayanya daerah mana?” tanya Vira.
“Aku di Surabaya kota,kamu pernah main ke sini?” balas tanyaku.
“Iya nih Mas, kebetulan Sabtu besok aku ke Surabaya” jelasnya.
“Oh ya, sama siapa kamu ke Surabaya?” tanyaku balik.
“Sendirian Mas, kenapa mau nemenin?” Vira balik bertanya.
“Siapa takut,” jawabku lugas.
“Tapi aku belum tahu jalannya Mas,” kata Vira.
“Apa aku jemput di Terminal bus?” aku menawarkan diri.
“Tidak usah Mas, aku bawa mobil sendiri kok,” jelas Vira.
Setelah
kami bercakap-cakap, akhirnya Vira memnutuskan untuk ketemuan di
kantorku. Karena yang Vira tahu hanya daerah kantorku dan berikutnya
Vira langsung memutuskan hubungan cellulernya.
Hari Sabtu,
kebetulan aku ada rencana mau kerjakan berkas-berkas yang masih belum
terselesaikan. Ketika starletku melaju kencang di jalan tol, cellulerku
dengan kencangnya berdering, memainkan lagu dangdut.
“Hallo, Mas Dandy.. kamu ada dimana?” suara yang 4 hari lalu aku kenal.
“Hey Vira, aku sudah mau keluar pintu gerbang tol,” jelasku.
“Oke deh Mas, sampai ketemu nanti.. Bye” kata Vira singkat.
Tanpa terasa aku sudah sampai dihalaman kantorku.
“Selamat pagi Pak Dandy,” sapa satpamku.
“Selamat pagi Mas,” balasku menyapa.
“Aku mita tolong ambilkan kunci ruanganku Mas,” perintahku.
“Baik Pak,” kata Pak satpam sambil bergegas mengambil kunci dalam pos.
Sebelum
aku meninggalkan pos satpam, tidak lupa aku pesan jika ada wanita
mencari aku, langsung saja diantar ke ruanganku. 5 menit kemudian, aku
sudah berada di depan mejaku. Setelah menyalakan AC, aku segera bergegas
mengaktifkan komputer dan menata kembali berkas-berkas yang masih
berserakan diatas meja.
Tidak lama kemudian, suara pintu ruangan aku diketuk seseorang,
“Tok.. Tok.. Tok” bunyi papan pintuku.
“Masuk..,” aku berteriak agak pelan.
“Maaf Pak Dandy, tamu bapak sudah datang,” kata Pak satpam.
Muncullah
seorang gadis yang sexy, menggunakan rok mini warna soft dikombinasikan
dengan blus putih belahan rendah, menambah anggun penampilannya.
Kulitnya yang putih, ditumbuhi bulu-bulu yang halus menambah darah
kelaki-lakianku spontan meletup.
“Maaf Pak saya mau balik ke pos jaga,” suara satpam memecahkan lamunanku.
“Iya iiyaa Pak, terima kasih,” kataku gugup.
“Mas Dandy ya?” tanya gadis cantik itu.
“Iya.. Iya.. Kamu Viran kan?” balasku bertanya.
Kami
berdua bersalaman sambil mempersilahkan Vira duduk di depan meja
kerjaku, setan burik yang dari tadi sudah mulai menggedor keimanan aku
tentang hal-hal yang ngeres, semakin mendesak pikiranku.
“Gimana perjalannanya Vira?” tanyaku membuka obrolan
“Sepi tuh Mas, jadinya agak cepet datangnya,” jelas Vira.
“Besar sekali tempat kerja Mas Dandy,” puji Vira.
“Ah biasa aja kok Vira, kamu sendiri bekerja dimana,” tanyaku balik.
“Cuman perusahaan swasta bergerak dibidang konsultan Mas,” jelas Vira.
Obrolan
selanjutnya membawa kami berdua seperti orang yang sudah kenal lama,
tidak ada batas dan jarak. Sesekali kami berdua tertawa dengan cerita
yang kami ungkapkan. Dari obrolan tersebut, baru aku ketahui status Vira
yang baru cerai beberapa bulan lalu karena dijodohkan orang tuanya.
Pantas
saja tubuhnya masih kencang karena hanya dipakai 2 bulan saja oleh
mantan suaminya. Sampai akhirnya, waktu menunjukkan pukul 10.25 wib.
“Mas, Vira boleh tanya sesuatu?” tanya Vira.
“Waktu Mas Dandy call kemaren, kok bisanya salah pencet nomor sih?” tanyanya.
“Ya nggak tahu, emang aku pikir pencetnya sudah benar tuh” kataku membeli diri.
“Oya, kok Mas bilang.. yang tempo hari ngebahas masalah sex itu lho.. Memangnya Citra tuh siapa Mas?” tanyanya menyelidik.
“Citra adalah teman chattingku, walaupun aku kami belum pernah ketemu tapi aku seperti sudah seperti sahabat lama” jelasku.
“Kok sampai ngebahas masalah sex, memang ada apa Mas?” tanya Vira.
“OOo..
Itu, dia tuh ingin tahu banyak style yang ada saat ngesex. Makanya aku
sering kirim gambar-gambar porno sama dia” jelasku panjang.
“Boleh
lihat nggak Mas?” pinta Vira. Sambil bertanya seperti itu, Vira tidak
menunggu jawabanku. Dia langsung bangkit dari duduknya dan berdiri
membungkuk disamping kananku menghadap layar monitorku.
Aroma
parfum yang mahal, membuat birahiku naik turun. Ditambah dinginnya AC
membuat aku semakin gemes melihat tubuh Vira yang sexy. Ingin rasanya
aku langsung mendekapnya dan bercinta dengannya.
Tanganku yang
lincah memainkan mouse, untuk membuka file-file yang berbau pornografi.
Nafas Vira terasa di telingaku keluar tidak beraturan dan sesekali
kakinya yang tinggi dirapatkan seperti menahan sesuatu. Air liurku
terasa menetes, melihat bongkahan daging dibalik setelan blusnya yang
pendek. Vira seakan memancing mataku untuk terus melihat dadanya yang
putih.
Disaat sedang asyik menikmati gambar-gambar porno
tersebut, tiba tiba Vira sudah berada di belakangku. Payudaranya terasa
kencang ketika tangannya yang sedikit berbulu, menarik kepalaku sampai
mendongkak kebelakang. Jari jemarinya yang lentik memainkan punting
susuku, serr.. nafsu birahiku seperti meledak keluar. Dadaku berdegub
kencang.
Ketika kepalaku mendongkak ke belakang, bibirku langsung
di sumbat oleh bibirnya yang mungkil. Lidahnya menari-nari di bibirku
dan sesekali menantang lidahku untuk beradu dengan lidahnya. 15 menit
keadaan itu bertahan, sampai akhirnya Vira menarik kursi yang aku
duduki. Sehingga posisiku yang pertamanya merapat dengan bibir meja,
sekarang kurang lebih 50 cm bergeser menjauhi bibir meja.
Dengan sigap Vira sudah berada dipangkuanku.
“Mas, aku ingin seperti yang digambar itu” kata Vira sambil mendesah.
“Berikan kenikmatan yang sudah 2 bulan hilang dalam hidupku” rengeknya.
“Tikk..
” belum selesai aku menjawab, bibirnya yang liar mulai mengoyak bibirku
yang masih tertegun dengan apa yang sedang terjadi.
Jari Vira
yang lentik mulai memereteli satu persatu kancing blusnya, sambil
bibirnya memegut bibirku tiada hentinya. Adik kecilku berontak, ingin
lepas dari dinding CD yang membatasinya. Goyangan pantat Vira diatas
pangkuanku, membuat semakin tegang penisku.
Aku terhanyut dengan keadaan tersebut dan lupa jika itu aku lakukan dikantor, ditempat kerjaku!
Tanganku
bergerak bagaikan seperti dikontrol, menggerayangi punggung Vira. Dan
sesekali memainkan jariku dengan nakal, sehingga menimbulkan reaksi
yangluar biasa pada tubuh Vira. Wajahku dibenamkan ke permukaan dadanya
dan tangannya meremas, menjambak rambutku yang sedikit gondrong.
“Sss.. Mas.. Ooohh.. ” desah Vira.
“Mas.. Beri aku kenikmatan.. ” rintihnya.
Aku
sudah tidak sabar ingin melihat bongkahan daging dibalik BHnya yang
ukuran 32. Karena jari jemariku sudah hapal betul untuk mengetahui letak
pengait BH, maka dengan mudah aku bisa melepas nya.
Alamak.
Sepasang bongkahan daging menantang di depan mataku dengan kedua
puntingnya yang berwarna merah kehitam-hitaman. Tanpa dikomando, bibirku
yang sedikit sensual mulai menyentuh permukaan payudaranya.
“Uggh.. Mas.. Teruss.. Uughh” tubuh Vira menggeliat saat lidahku mulai bekerja menjilati payudaranya”
Geliatan
tubuh Vira diatas pangkuanku membuat aku semakin berani mengoyak
dadanya, puntingnya yang mengeras tidak lupa aku isap dalam-dalam.
Sesekali aku gigit puntingnys yang mengencang, liarnya lidahku memainkan
kedua puntingnya membuat birahi Vira semakin menggebu. Lidahku dengan
liar menjilati, mengulum, menghisap, puntingnya dengan lembut sehingga
membuat gerakan Vira dipangkuanku semakin liar.
Disaat aku rasa
libidonya mulai menanjak, aku mengangkat tubuh Vira utnuk duduk di bibir
meja kerjaku. Keadaan Vira yang setengah bugil membuat aku sangat
bernafsu sekali menyetubuhinya.
Setelah Vira duduk di tepi meja, kakinya yang jenjang dibuka dan dijejakkan pada pegangan kursiku.
Terlihat
jelas CD transparan yang sudah mulai basah oleh cairan yang menetes
dari lubang vaginanya. Aroma wangi, muncul dari arah lubang kewanitaan
Vira. Posisiku yang duduk di kursi seperti semula, memudahkan aku untuk
mulai menyerang bagian selagkanan Vira.
Hanya sedikit
membungkukkan tubuhku, bibirku sudah tepat berada di depan selangkangan
Vira. Lidahku yang panjang mulai menjilati permukan CD Vira yang sudah
ditembus oleh cairan kenikmatnya.
“Aoow.. Mass.. Ggellii” desah Vira.
Kedua
tanganku memegang erat pinggul Vira, sehingga wajahku bisa benar-benar
optimal di selangkangannya. Jilatan lidahku di permukaan CD Vira
dirasakan menghentak-hentak birahinya. Ini terbukti dengan gerakan
tubuhnya yang sedikit kayang, ketika jilatan aku semakin menjadi.
Disaat
posisi kayang inilah, kesempatan tidak aku sia-siakan untuk melepas CD
dengan motif rendra yang digunakan oleh Vira. Untuk memdudahk operasiku,
aku hanya menyingkap rok mini yang dikenakan Vira. Sedangkan CDnya
tidak aku lepas seluruhnya, karena hanya aku buka dari sisi kanannya
saja sedangakn yang sisi kiri aku biarkan menyangkut di betisnya yang
mulus.
Belahan yang nampak jelas diselangkangan Vira dan
ditumbuhi rambut-rambut yang terawat, membuat birahi spontan merasuk ke
seluruh tubuhku. Lidahku yang dari tadi sudah ingin menikmati lubang itu
langsung mendarat dipermukaan vagina Vira.
“Ohh.. Mas.. Teruss.. Jangan.. Lepass.. ” Vira menggelinjang hebat.
“Srrupp.. Srupp.. ” mulutku menghisap seluruh cairan yang sudah mulai menyiram bibir vaginanya.
“Mmm.. ” bibirku melumat vagina Vira dengan liar.
Sesekali
tubuhnya kembali kayang, dengan kedua tangannya digunakan menopang
tubuhnya diatas meja. Dan sesekali kembali duduk di bibir meja dengan
getaran-getaran penuh birahi. Gerakan tubuhnya naik turun, kekanan
kekiri bergerak tidak beraturan mengiringi setiapa jilatan, hisapan dan
kocokkan lidahku di vagina Vira.
“Mass.. Amppun.. Bibir kamu.. Aagh nikkmaat” desahan Vira berkali-kali.
Sampai
akhirnya, aku melihat jelas clitoris Vira sebiji kacang mulai nongol di
sudut atas vaginanya. Dengan lembut, sentuhan lidahku langsung membuat
tubuhnya bergetar hebat sambil kembali ke posisi kayang.
“Mass.. Adduh.. Aaku.. nggak.. Tahann.. Uuuhh” rintihnya.
“Gila.. Kamu Mas.. Ooo teruss..” berkali kali Vira merintih.
Clitoris
Vira yang semakin memerah karena hisapan bibirku, semakin nampak
membesar sebiji kacang sehingga memudahkan aku untuk menghisapnya
dalam-dalam. Sudah tidak terhitung lagi berapa kali tubuh Vira
menggelinjang dengan posisi kayang.
Detik-detik orgasme akan
diraih ole Vira dan aku tahu persis indikasi itu, dan ketika posisi
kayangnya tinggi. Aku langsung menahan pantatnya dengan bertumpu siku
tanganku diatas meja.
“Mas.. Viraa.. nggak tahan.. Akuu.. Gaa..” rintih Vira.
“Mass..
Aaampunn” seiring rintihan panjang tersbut, tubuh Vira mengejang dalam
posisi kayang. Cairan bening keluar dari sudut vaginanya.
“Crutt..
Crut.. Crutt” cairan itu tidak aku lewatkan setetespun untukmasuk dalam
mulutku. Lidah berputar-putar di datas bibir vaginanya dimana cairan
bening Vira muntah untuk pertama kalinya. Dengan lahapnya aku menelan
semua cairan yang dimuntahkan ole Vira.
Walaupun aku tahu Vira
sudah orgasme untuk yang pertama, lidahku yang bandel tetap saja
memainkan clitorisnya. Terkadang lidahku bergerak keluar masuk mengoyak
lubang vagina Vira, dinding-dinding vagian Vira yang mengencak setelah
orgasme pertama terasa asin dan manis.
Kali ini tubuh Vira
terkulai lemas diatas meja kerjaku, kakinya masih terbuka lebar dan
kepalanya terjuntai di bibir meja. Sehingga rambutnya yang sebahu
terjuntai ke bawah, aku mencoba bangkit dari dudukku.
Kali ini
tanganku menahan lutut Vira (Vira mengatur posisinya seperti orang
melahirkan), sehingga belahan di selangkangan Vira terbuka menganga.
Kesempatan ini langsung aku gunakan untuk mengocok lubang vagina Vira
dengan leluasa. Kedua tangan Vira mencengkeram bbir meja tatkala.
Lidahku yang panjang untuk kesekian kalinya mengoyak dinding-dinding
vaginanya.
“Adduhh.. Mass.. Kamu pandai sekali..” rintih Vira.
“Sss.. Geli banget Mass..” desahnya kembali.
Aku
mengambil soft dink Cola yang sempat aku buka, setelah aku minum
sedikit aku lelehkan dikit demi sedikit ke bibir vagina Vira sehingga
tubuh Vira kembali menggelinjang tidak beraturan.
“Ooogghh..
Mass.. Aaaoo” rintihan Vira kali ini, hanya bisa diikuti gerakan
kepalanya yang sedang menjuntai kebawah. Bak seorang yang tripping,
kepalanya mengikuti irama jilatan lidahku.
10 menit lidahku
memborbardir clitoris dan vagina Vira sampai akhirnya aku melihat
gelagat Vira untuk mendapatkan orgasmenya yang kedua.
“Mass.. Mas.. Vira.. Mau.. Keluaarr lagi..” rintihnya.
“Mass..
Ooohh.. Aku nggak taahhaann Mas..” rintih Vira sambil memindahkan
tangannya, yang tadinya mencengkeram erat bibir meja. Kali ini
menggapai-gapai kepalaku utnuk membantu membenamkan lidahku dalam-dalam
ke lubang kewanitaannya.
“Maass.. Aampunn.. Aaakkhh” dibarengi
tubuh Vira yang mengejang bebrapa saat. Cairan bening kembali meleleh
berkali-kali dari lubang vaginanya. Dan dengan rakusnya lidah dan
mulutku membersihkan seluruh cairan yang keluar untuk kedua kalinya.
Tubuh Vira tetap terlentang menikmati orgasme yang 2 kali didapatkannya, kepalanya terjuntai.
“Sebentar Vira, aku kunci dulu pintunya.”
Aku
bangkit dari tempatku dan menuju ke pintu ruanganku. Posisi Vira masih
tetap seperti semula terlentang diatas meja, blusnya putih masih
terlingkar dipinggulnya karena beberapa kancing bajunya belum terlepas.
Begitu juga dengan rok mininya masih melingkar kusut dipinggulnya.
Ketika
aku balik kedepan mejaku, tiba-tiba tangan Vira menggapai pinggulku,
dan dengan sigap, Vira bisa mengeluarkan adik kecilku yang mulai tadi
sudah terbelenggu oleh ketatnya CDku.
“Waow.. Besar sekali Mas punya kamu..” puji Vira.
Dengan
posisi kepala yang menjuntai di bibir meja, mulut Vira langsung melahap
batang penisku yang berukuran 19 cm kurang sedikit dab bentuknya akan
melengkung. Dengan posisi berdiri mataku menyaksikan, mulut Vira yang
menghisap, mengulum dan menjilati batang kemaluanku.
“Oh.. Vira..”
Aku
menggerakkan kepala melihat langit-langit ruangan merasakan sentuhan
lidah Vira yang menari-nari di batang kemaluanku. Kedua tangan Vira,
meremas pantatku (yang kata teman-teman kencanku tergolong sexy). Tangan
Vira menggerakkan pinggulku bergark maju mundur, keluar masuk mulutnya
yang tipis.
“Aduh Vira sayang.. Terus sayang..” desahku.
Vira
benar-benar lihai memainkan lidahnya, sampai-sampai aku dibuatnya merem
melek. Untuk mengimbangi permainan Vira yang semankin menjadi. Kedua
jariku memilin punting Vira yang sudah mulai mengencang lagi. Sesekali
aku membungkukkan badanku, untuk sekedar menghisap punting Vira.
“Uuuff.. Tikkaa..” aku mendesah saat batang kemaluanku bagaikan ditelan oleh mulut Vira.
Tanganku
yang jahil, mulai meraba perut Vira. Dan aku berusah menggapai kelentit
Vira yang terbuka lebar. Jari telunjukku bergerak menggesek-gesekan di
permukan clitorisnya. Aku lihat tubuh Vira bergetar dengan sentuhan jati
telunjukku, dan ketika posisinya meguntungkan aku langsun meraih kedua
paha Vira sehingga posisi kita menjadi 69. Posisi ini tidak seperti 69
biasanya, karena aku berdiri setangah membungkuk sedangkan Vira
kepalanya menjuntai di bibir meja.
“Sss.. Mas.. Kamu jaahaat..”
rintih Vira sesekali melepaskan mulutnya dari batang penisku. Dan
sesekali jarinya yang lentik mengocok batang kemaluanku.
“Mas.. Aduhh.. Aku nggak kuaat nihh.. Mass” rintih Vira.
Hisapan
mulutku aku perkuat dengan kencang, sampai seakan-akan semua cairan
yang meleleh di dinding vagina Vira masuk semua kemulutku.
“Mass..” Vira merintih panjang ketika cairan di vaginanya muncrat untuk kesekian kali.
Adik
kecilku yang begitu tegang merengek untuk menikmati lubang surgawi
Vira. Akhirnya aku segera merubah posisi, ke bawah selangkangan Vira.
Vira yang masih lemas akibat orgasme ketiga tadi, langsung aku balikkan
menghadap ke bibir meja.
Posisi badannya yang setengah nungging
dan tengkurap diatas meja kerjaku, membuat birahiku langsung melonjak.
Tanpa memberi kesempatan Vira bernafas, batang penisku aku arahkan ke
lubang vagina Vira melalui belakang
“Bless..”
“Maass.. Gilaa.. Besar sekali.. Ooohh,” Vira terengah-engah menerima batang kemaluanku yang memang berukuran diatas rata-rata.
Gerakan
maju mundur di belakang tubuh Vira secara berirama aku gerakan,
terkadang telapak tangan Vira menahan perutku. Agar supaya penisku tidak
masuk semua.
“Akhh.. Mas.. Amppunn.. Nikmat sekali rasanya..” rintihnya.
“Terus
Mas.. Jangan berhenti.. Aku suka sekaallii” rintih Vira untuk kesekian
kalinya. Sesekali tangannya mencengkeram bibir meja dengan kencang, saat
batang kemaluanku menghujam dalam lubang Vira.
Aku merubah
sedikit posisi, aku angkat satu kaki Vira untuk naik diatas meja.
Sehingga selangkangannya bersudut 90 derajat, sehingga penisku
benar-benar terbenam sampai mentok.
“Ughh.. Eeennaakk Mass..” desah Vira saat penisku terasa mentok menyentuh batas langit-langit vagina nya.
“Crek.. Crek.. Crek..” suara batang penisku menghujam keluar masuk di lubang kemaluan Vira.
Cengkraman
tangan Vira di bibir meja, memperjelas pendapatku bahwa gadis wanita
ini benar-benar menikmati hebatnya batang penisku.
Aku berusaha
mempermainkan birahi Vira dengan cara memperlambat tempo pergerakan
pinggulku. Aku melepas penis dan mulai membalikkan tubuh Vira tepat
berhadapan dengan tubuhku. Kali ini posisi Vira duduk di tepi bibir meja
kerja dan aku sendiri berdiri menghadapnya, dengan penuh perasaan aku
masukkan penisku kembali ke lubang surgawi miliknya.
“Sss..” desah Vira ketika aku mulai menggerakkan penisku keluar masuk.
Tangan Vira menopang tubuhnya, sedangkan kakinya melingkar di pinggulku.
“Hheekk.. Teruss.. Mas..” rintih Vira.
Beberapa
saat kemudian aku lihat Vira semakin memacu birahinya untuk mendapatkan
orgasme berikutnya. Sesekali aku memutar-mutar penisku sehingga dinding
vagina Vira terasa sekali menggesek batang kemaluanku.
“Sss..
Nikmat sekali.. Mmm..” desahan Vira sekarang dibarengi dengan merubah
posisi tangannya. Yang pertama menopang tubuhnya supaya tidak terlentang
di atas meja, sekarang kedua tangann melingkar di punggungku.
Mulutnya
yang haus berusaha menjilat dan menghisap puntingku, setiap genjotan
batangku semakin bertubi-tubi. Semakin liar saja bibirnya yang mungil
meraih puntingku. Posisi ini benar-benar membuat rangsangan yang luar
biasa, persendian tubuhku seperti mulai meluncur terfokus ke batang
kemaluanku yang diguyur kenikmatan yang luar biasa.
“Uggh.. Mass.. Aampunn.. Tikkaa.. nggak taahaan..” tintih Vira sambil menggapai-gapai puntingku yang semakin mengencang.
“Tahaann..
Sayang.. Kitaa.. Keluar saama-samaa..” rintihku yang tidak kalah
hebatnya untuk meraih klimak yang didambakan setiap orang saat bercinta.
Gerakan
kedua tubuh kami semakin tidak berirama, bagaikan kuda liar kami memacu
birahi. Sampai-sampai meja kerja bergoyang dan sedikit berbunyi.
“Ohh.. Mass.. Keluarin.. Di dalam.. Ohh..” pinta Vira.
Yang
aku tahu jika seorang wanita mengijinkan sperma kita untuk keluar
didalam vaginanya, artinya dia sudah memprotek dirinya supaya tidak
hamil. Birahiku berlomba dengan birahi Vira untuk mengejar puncak
kenikmatan.
“Mass.. Aaakuu.. Kee.. luuaarr” Vira merintih panjang sambil menghisap puntingku dalam-dalam.
“Tahan.. Saayaanngg.. Aku jugaa.. Mauu..” rintihkan tak kalah hebatnya.
“Akkhh..” aku merintih panjang mendapatkan kenikmatan tersebut.
Seluruh
kekuatanku saat itu, semua terfokus pada batang kemaluanku. Dan
kenikmatan itu semakin menjadi ketika Vira sedikit menggoyang
pinggulnya. Aduh alamak, rasanya aku terbang keawan.
Aku tidak
bisa lagi menghitung, berapa kali semburan spermaku di lubang vagina.
Sengaja aku tidak melepas batang kemaluanku dari lubang vagina Vira, aku
rasakan denyutnya masih terasa memeras sisa-sisa kenikmatan yang ada.
“Mas kamu memang hebat” Vira memuji permainan sex ku.
“Kamu tidak hanya jago di teori tetapi juga prakteknya.”
Aku
mengecup keningnya yang penuh dengan peluh, sekejap kemudian kepala
Vira bersandar di dadaku yang bidang. Adik kecilku yang tadinya tegang,
sekarang mulai mengkerut dan keluar dari lubang Vira dengan sendirinya.
Sejenak
kami bergegas memperbaiki baju kami berdua, blus Vira yang sedikit
kusut akibat hebatnya permainan tersebut. Rok mininya dirapikan seperti
semula dan celana dalamnya dikenakan lagi. Komputer, meja, dan dinding
kantorku, menjadi saksi bisu permainan sex kami berdua. Bacaan sex top:
Cerita Dewasa Anisa Istri Muda Cantik Yang BahagiaSetelah
merapikan rambut dan Vira memoles wajahnya dengan perlengkapan make
upnya, kami bergegas keluar ruangan. Sengaja, aku tidak membawa mobilku
karena memang aku akan mengantar Vira ke tempat yang dituju.
Sepanjang
permainan Vira tidak henti-hentinya memuji permainan sex yang baru aku
tunjukkan. Dan kami berdua, bagaikan seorang sahabat yang sudah
mengenal. Sehingga tidak ada jarak lagi untuk saling bercanda, saling
tertawa.
Kenangan yang indah di tempat kerjaku, seakan hanya kami
berdua yang bisa merasakan keindahan permainan tersebut. Kami berdua
telah mereguk kenikmatan bersama.
Pembaca yang budiman, itulah
pengalaman sex yang aku lakukan di kantor bersama seorang gadis bernama
Vira. Saran, kritikan dan masukan tetap aku tunggu dari pembaca situs
novelseks.com. Dengan segala kerendahan hati, aku minta maaf jika ada
kutipan-kutipan yang tidak berkenan di hati pembaca.