Cerita Dewasa Gelombang Asmara Mesra Di Restaurant - Cerita ngentot terhot, Sebelumnya kisah sex yang pernah saya publish ialah
Cerita Dewasa Perawan Seksi Bispak Dokter Kumala. Cerita
sex terbaru, novel sex terlengkap, cerita dewasa terupdate, cerita
mesum terbaik, cerita ngentot terpopuler, cerita bokep terselubung,
cerita xxx terhot, cerita ml abg perawan, cerita porno janda binal |
Hari ini panas sekali. Aku merasa agak BT (Birahi Tinggi) dan sedang
melamun jorok beberapa menit. Lalu kutelepon temanku, Sofy yang baru
kukenal tiga bulan. Aku masih ingat waktu bertemu dengannya pertama
kali, orangnya berani, mandiri, cantik dan tidak sombong.
Cerita Sex IGO Mesum Gelombang Asmara Di Restaurant
Novel Seks
- Dia suka mode dan musik Jazz Fusion. Kebetulan dia ada di rumah dan
sehabis bicara basa-basi beberapa menit, kutanya Sofy, apa dia ada waktu
untuk makan malam berdua hari ini. Sofy menjawab, “Bagus, boleh aja!”
Kami janji di restoran Intan Marina jam 19:00. Sehabis telepon Sofy, aku
memesan tempat duduk yang intim di restoran itu, supaya kami bisa enak
makan dan bicara.
Cerita Sex HOT, Cerita Mesum HOT, Cerita HOT Ngentot, Cerita Sex Ngentot, Cerita Sex Mesum
Ternyata,
tempatnya masih ada. Pada jam 18:50 aku tiba di restoran Intan Marina
dan Sofy datang kira-kira 5 menit kemudian. Wah, aku kagum melihat Sofy,
dia tambah cantik dan sensual! Dia memakai blus, rok dan sepatu gaya
Itali. Tasnya cocok dengan pakaiannya. Hatiku senang sekali melihat dia
lagi. Dia orangnya ‘Trendy Woman’. Kami saling menyambut dengan pelukan
dan ciuman yang mesra di pipi.
Sofy juga kagum melihatku, “Woow,
penampilanmu hebat, Remon! Kamu sedikit berotot,” katanya. Aku menjadi
sedikit malu sambil tersenyum lebar. Pelayan restoran menyambut kami
dengan senyum yang ramah dan agak nakal, sepertinya dia sudah tahu apa
yang akan terjadi nanti. Restorannya lumayan besar, ada AC dan kami
diantar ke ruang makan privat yang besar dan sejuk di lantai dua, dekat
pintu darurat.
Sesudah kami lihat daftar makanan, kami memesan
satu porsi ikan tiram, ikan gurami goreng saos Inggris, nasi goreng dan
cah brokoli pakai saos tiram. Minumannya, anggur putih Perancis untuk
Sofy dan anggur merah Lambrusco dari Itali. Sambil menunggu makanan
datang, Sofy pergi ke toilet.
Sesudah kira-kira 10 menit dia
kembali dengan wajah yang nakal, bibirnya dilapiskan ekstra dengan
lipstik merah yang norak dan rambutnya disanggul. Kusambut dia juga
dengan senyum yang nakal. Kami saling mencium pipi dan bau perfumnya
enak sekali. Sofy melihatku dengan mata yang sensual sambil bermain
dengan lidahnya, sepertinya dia mau berkata,
“I want you as my dinner, darling!”
Pada
saat itu juga aku tidak bisa berkata apa-apa, kecuali terima seluruh
penampilannya saja. Sesudah kira-kira 20 menit, pelanyan restoran
mengantar makanan kami dan waktu dia sudah selesai membagi makanan itu,
dia berkata sambil senyum lebar,
“Selamat makan dan nikmatilah kehidupan ini!”
Kami serentak membalas,
“Terima kasih, Pak!”
Sofy
mulai mengambil satu biji ikan tiram, lalu mendekatkan ke mulutnya.
Selama beberapa detik ujung lidahnya menjilat dan mengulum ikan tiram
itu seperti dia bermain dengan kemaluan laki-laki dan menelan seluruh
ikan itu sambil bermain mata denganku. Hatiku berdebar, mataku melotot
dan burungku setengah bangun dari tidurnya.
Setelah itu, Sofy
mengambil seteguk dari gelas anggur putihnya dan satu jari telunjuknya
dicelupkan ke dalam gelasnya. Dia taruh jari itu di ujung lidahnya.
Terus, dia mengisap jarinya secara sensual. Aku tidak tahan lagi melihat
permainannya dan menuju ke Sofy. Kuambil jari itu dari mulutnya dan
kumainkan dengan lidahku.
Karena tidak tahan lalu aku pun
mengulum lidahnya dan Sofy mengerang seksi. Sesudah beberapa detik, aku
berhenti dan mengambil sebiji ikan tiram, tapi Sofy tidak sabar dan
mendorong kepalaku ke buah dadanya.
“Tolong jilat puting susuku,” katanya dengan suara yang sedikit serak.
“Sabar dulu dong, sayang. Nanti ikannya menjadi dingin, nih!” balasku mesra.
Buah
dadanya cukup besar (cup C) dan halus. Sofy berbisik di telingaku,
“Aaah, aku udah nggak sabar menunggu lagi, sayang. Aku sudah menjadi
basah di bawah ini. Rasakan aja dengan jarimu.” Memang benar, celana
dalamnya sudah basah dan saat kusentuh liang kewanitaannya yang berbulu
lebat itu ternyata basah kuyup.
Hmm, inilah saatnya untuk membuat
dia lebih gatal lagi. Pokoknya, ABG (Atas Bawah Gatal!) Kemudian aku
memisahkan bulu-bulunya dan menjilat liang senggamanya secara halus dan
pelan-pelan, mulai dari klitorisnya sampai ke bawah dan ke atas lagi.
Rasanya
enak, manis seperti buah kelengkeng. Aku mendengar suara Sofy yang
makin lama makin serak. Tiba-tiba dia berteriak dan berkata, “Oooh
Remon.. jangan berhenti.. teruskan aja.. hmm.. enaak caranya begitu..
hmm.. ooh.. aku gatal sekali nih!” Dia tarik kedua kakinya ke arah
dadanya dan aku mulai melepaskan celana dalamnya.
Aku melihat
lubang pantatnya yang bersih dan agak mekar, ada banyak bulu di
sekitarnya. Terus, aku menjilat lubang pantatnya. Rasanya seperti kue
bakpao. Sambil menjilat aku membuat kesimpulan,
“Woow,
jangan-jangan dia sudah beberapa kali diajak main ala Yunani!” Kuajukan
pertanyaan yang lugas, “Kamu pernah pergi ke negeri Yunani?” Sofy
berkata dengan suara yang lembut, sambil menyentuh kemaluannya dengan
tangan kirinya, “Oooh ya, sayang.. aku sudah beberapa kali pergi ke
negeri Dewa dan Dewi itu.
Hmm, enak main-main ala Yunani yang
kuno! Kamu orangnya pinter ya, Remon. Kamu suka mempelajari pantat
cewek?” Kujawab secara jujur dan lugas, “Iya, bener, aku suka pantat
cewek-cewek!” Tiba-tiba terdengar suara dari perutku yang tandanya aku
lapar. Terus, aku usulkan, “Eh, Sofy, aku jadi laper nih.
Ayo,
kita lanjutkan makanannya lagi, supaya dapat tenaga untuk permainan kita
selanjutnya.” Sofy sedikit kecewa karena diinterupsi, tapi dia setuju
dengan usulku. Ternyata dia juga lapar sekali. Sehabis makan, aku pergi
ke toilet dan Sofy bertanya, apa aku perlu ditemani. Aku bilang sambil
senyum,
“Tunggu sebentar, ya sayang? Jangan kuatir, aku cepet kembali lagi.”
“Ya,
cepetan aja ya, sebab aku sudah nggak tahan lagi! Sudah dua minggu aku
tidak diajak main. Aku pesan buah-buahan, ya?” katanya.
“Boleh
aja, buah-buahan juga diajak main bersama kita nanti,” jawabku. Di
toilet aku sedang buang air kecil sambil mengambil nafas yang dalam.
Burungku
sudah kembali setengah tidur lagi dan aku merasa suatu nafsu yang besar
untuk bercinta dengan Sofy. Sehabis ini, aku menuju ke wastafel untuk
mencuci tanganku. Kulihat wajahku di cermin, gembira dan agak merah.
Terus, aku bilang kepada diriku sendiri, “Cool, si Sofy ini bener-bener
perlu ditangani secara baik, sebab sudah rasa gatal total!” Lalu
kukeringkan tangan basahku dan mengamati sekitar ruang toilet.
Aku
menemukan sebuah mesin kondom. Hatiku gembira, “Nah, ini dia, temanku
yang dicari!” Kumasukkan uang logam ke dalam mesin itu dan tarik pada
tombol di bawah. Lalu, ada dua biji kondom merek Durex yang keluar. Aku
kembali ke ruang makan privat kami lagi. Di situ aku kaget saat melihat
Sofy dengan pantatnya menuju ke arah pintu masuk dan sedang main dengan
dildo di dalam liang senggamanya.
Sekarang pantatnya kelihatan
lebar dan sedang bergoyang. Kuambil nafas dan mengelus pantatnya.
Kemudian, kujilat pantat dan lubang pantatnya sampai dia mengerang,
“Yaauw.. ya, Remon, tolong ambil dildo yang kecil dari tasku,”
perintahnya. Kuambil tasnya dan mencari dildo di dalamnya. Lantas,
kutemukan sebuah dildo yang kecil (warnanya kuning langsat), yang sering
dipakai untuk melebarkan lubang pantat.
Tiba-tiba ada orang yang mengetuk pintu ruang makan kami. Aku tanya dengan hati yang jengkel,
“Ya.. siapa itu?!”
“Maaf ya, saya ganggu Pak.. saya pelayan restoran dengan mengantar buah-buahan,” kata pelayan restoran.
“Tunggu sebentar, ya!” jawabku.
Sofy
mengeluarkan dildo dari liang senggamanya dan kembali duduk di kursi
tanpa memakai celana dalam, sedangkan aku menyimpan dildo kecil di dalam
kantong kemejaku. Lalu, kubuka pintu dan pelayan restoran masuk.
Dia
menaruh buah-buahan yang sudah dikupas di atas meja makan dan sekaligus
dia meringkas meja makan. Dia minta maaf sekali lagi pada kami. Sesudah
dia pergi, aku mengamati wajah Sofy yang kelihatan haus seks.
Kemudian,
Sofy melepas rok dan blusnya serta memandangku dengan badan yang
telanjang total. Terus, dia menuju ke arahku. Dia memeluk dan menciumku.
Kutarik dia dari ciuman itu dan mengantarnya ke meja makan, menyuruhnya
berbaring di atas meja itu.
Sofy sempat melepaskan kancing
kemejaku dan kulepas celana panjang termasuk celana dalamku. Dalam
sekejap waktu aku juga telanjang total. Terus, Sofy mengambil sepotong
buah mangga dan sekerat buah jeruk manis.
Kedua-duanya diperas di
atas burungku. Aku merasakan dinginnya sari kedua buah itu. Lalu, dia
jilat burungku dan emut pelirku juga. Jilatannya terasa enak dan lembut
sekali. Aku mengambil nafas yang dalam sambil bilang dengan suara yang
serak, “Cool Sofy, sedap sekali!” Tiba-tiba Sofy berhenti dan mengambil
dildo yang kecil tadi dari kantong kemejaku, lalu memberikannya padaku,
dia memutar badannya dengan punggungnya menghadap ke arahku.
Dia
perintah, “Tolong masukkan dildo kecil itu ke dalam lubang pantatku
tanpa disemir.” Kupikir, “Ya, kenapa tidak, tambah kelihatan erotis.”
Sofy sudah tidak sabar lagi, “Ayo, cepet dong!” Kemudian kumasukkan
dildo itu ke dalam lubang pantatnya secara bertahap dan Sofy berteriak
seperti macan betina. Aku bermain-main dengan dildo kecil, keluar-masuk,
keluar-masuk sampai Sofy menjadi buas.
Dia memutar badannya ke
arahku lagi, menjilat burungku lagi dan kali ini secara rakus. Sementara
waktu, aku harus jaga diri, supaya burungku tidak meledak terlalu
cepat. Jadi, kutarik rambut Sofy dan dia mengerti. Sofy tanya, apa aku
bawa kondom. Lalu, kukeluarkan kondom dari kantong celana panjangku dan
membuka bungkusan kondom itu dengan gigi depanku.
Lalu, kuambil
kondom itu dan memasangnya di burungku yang sedang berdiri kencang. Kali
ini, aku disuruh berbaring di atas meja makan dan Sofy naik ke atas
meja itu. Lantas, dia jongkok dan memasukkan batang kejantananku ke
dalam liang kewanitaannya.
Melalui kondom itu aku bisa merasakan
betapa hangat dan basah liang kewanitaan Sofy. Dia mulai pompaku dan aku
bilang, “Tolong pelan-pelan aja dulu!” Aku meraba kedua buah dadanya
sambil menjilat puting susunya. Kedua tanganku turun sampai ke pinggang
dan pinggulnya. Lantas ke arah pantatnya sampai ketemu dildo kecil yang
masih ada di dalam duburnya.
Kuangkat tubuh Sofy dan kuputar dia,
sehingga aku memasukkan batang kejantananku dari belakang ke dalam
liang senggamanya. Pompaanku seirama dengan dorongannya ke belakang. Aku
bermain-main dengan dildonya, masuk-keluar, masuk-keluar.
Sofy
menjadi buas dan seluruh badannya berkeringat. Lalu, aku tarik dildo
kecil itu dari dubur Sofy dan kumasukkan batang kejantananku (yang masih
diselimuti oleh kondom) ke dalam lubang pantat Sofy secara pelan-pelan,
supaya dia tidak kesakitan.
Dia mengerang sampai
terengah-terengah. Aku berkeringat luar biasa. Aku bilang ke diriku,
“Jangan semprot sekarang, jangan semprot sekarang!” Beberapa saat
kemudian, aku sudah tidak tahan lagi dan berbisik pada Sofy, batang
kejantananku mau meledak. Sofy berteriak,
“Tolong semprotkan air manimu di wajahku.”
Pada
saat itu juga kutarik batang kejantananku dari lubang pantatnya sambil
Sofy cepat memutar badannya dan jongkok di depanku. Aku melepas kondomku
dan menyemprotkan spermaku (yang berwana kuning langsat) di wajah dan
mulut Sofy sambil berteriak keras.
Dia menelan spermaku dan
menjilat batang kejantananku bersih sampai tetesan yang terakhir. Aku
gemetar sekaligus merasa lega dan puas. Bacaan sex top:
Cerita Dewasa Sedarah IGO Hot BH Hitam Tante Wike“Terima
kasih. Enak sekali, Remon. Cool man! Kamu tahu bener gimana caranya
menggairahkan seorang wanita. Akan kuanjurkan juga ke teman-teman
perempuanku yang lain.” kata Sofy dan dia menciumku di mulutku. Lalu,
dia pergi ke toilet.
Aku minum dari gelas anggur merahku dan
mengenakan pakaian lalu pergi ke toilet. Sesudah kira-kira 10 menit aku
kembali ke ruang makan dan lihat Sofy di situ sambil minum anggur
putihnya. Penampilannya sudah rapi kembali, tapi masih tersenyum nakal
padaku. Lantas kami memutuskan untuk membayar dan pergi ke Hardrock
Cafe.
Sesudah membayar kami keluar dari restoran Intan Marina.
Aha.. sudah agak sejuk di luar. Bagus, bagus! Aku puas hati sekali. Dan
Sofy, ooh.. dia meremas batang kejantananku sambil kami berjalan kaki ke
mobilku. Ternyata Sofy masih mau lagi, woow.. woow..!