blog dewasa yg berisi skandal sex 2016,skandal sex terbaru,skandal sex
terupdate,skandal sex,Sesampainya di rumah, selesai mandi kukenakan daster tidurku
tanpa celana dalam, dan kusemprotkan parfum di tubuhku, siap menanti pria yang
akan mengisi kebutuhan seksku. Kulihat kedua anakku sudah tidur pulas. Kemudian
kira-kira jam 23:30 kumatikan lampu kamar dan kurebahkan tubuhku di tempat
tidur terpisah dari tempat tidur anak-anakku. Sambil tidur-tidur ayam,
kunantikan Hery masuk ke kamarku.
Sekitar jam 01:00, kulihat pintu kamar yang sengaja tidak
kukunci secara perlahan dibuka orang. Kulihat Hery dengan sarung masuk. Setelah
ia menutup kembali pintu kamar dan menguncinya, ia menuju tempat tidurku dan
langsung menindih tubuhku dan menciumi wajah serta bibirku. Sambil menciumiku,
tangannya menggerayangi vaginaku. Hery berkata,
“Wah sudah siap nih ya.. nggak pakai celana dalam..”
Tak berapa lama Hery mengangkat dasterku dan mempermainkan
klitorisku dan sesekali memasukkan jarinya ke lubang vaginaku, membuatku
melayang dan vaginaku cepat banjir. Ternyata Hery juga sudah siap dengan tidak
memakai celana dalam. Digesek-gesekannya lontongnya yang sudah mengeras di
pahaku sambil jari-jari tangannya mempermainkan vaginaku. Kubalas gerakan Hery
dengan meremas-remas dan mengocok lontongnya. Nafsuku semakin naik, begitu juga
Hery karena nafasnya terdengar semakin memburu. Sambil tersengal-sengal, ia
melenguh,
“Oh.. oh.. Detta.. Hery sudah nafsu.. Detta haus kan.. Hery
masukkan ya..” Aku pun sudah tidak tahan, “Oh Ri.. masukkan cepat lontongnya.. Detta
sudah nggak tahan.. Ohh Ri..”
Kemudian, “Slep..” kurasakan lontong Hery yang lebih besar
dan panjang dibandingkan lontong suamiku itu masuk dengan mudah masuk ke dalam
lubang vaginaku yang sudah benar-benar basah itu. Kurasakan lontongnya sampai
menyentuh dinding vaginaku yang terdalam.
“Oh.. Ri.. aduh enaknya Ri.. oh gede Ri..” aku merintih,
sambil kupeluk erat tubuh Hery. Kudengar pula rintihan Hery sambil
menurun-naikkan lontongnya di dalam vaginaku.
“Oh.. oh.. agh.. Detta, enak sekali apem Detta.. oh..
aagh..” Dari cara permainannya, aku merasakan Hery belum berpengalaman dalam
hal seks dan kelihatannya baru pertama kali ia berbuat begini. Mungkin karena
begitu nafsunya kami berdua kurang lebih 10 menit menikmati hujaman lontong Hery,
aku sudah mau mencapai orgasme.
“Oh.. agh.. aduh Ri.. cepatkan tusukannya Ri.. Detta mau
keluar.. oh..aagh..” Kurasakan Hery pun sudah mau orgasme.
“Oh.. agh.. Mbak, Hery juga mau keluar.. oh.. aaghh..” Tak
lama kemudian, berbarengan dengan keluarnya spermaku, kurasakan semburan sperma
yang keluar dari penis Hery yang masih perjaka, keras dan berkali-kali memenuhi
lubang vaginaku. Kami berdua berpelukan erat merasakan kenikmatan yang tiada
taranya ini. Kubisikkan di telinga Hery,
“Terima kasih Ri, Mbak puas sekali..” Hery pun berbisik,
“Aduh Detta, baru pertama kali ini Hery rasakan enaknya
apem.. Detta puas kan..” tambahnya.
Kemudian, Hery mencabut lontongnya dari dalam lubang
vaginaku. Aku berusaha menahannya karena aku ingin nambah lagi. Hery berbisik,
“Besok-besok aja lagi, sekarang Hery harus keluar.. takut
ada orang yang bangun..” Setelah mengecup kening dan pipiku, Hery permisi
keluar. Kubisikkan di telinganya,
“Hati-hati ya Ri.. jangan sampai ketahuan orang lain..”
Walaupun belum begitu puas, tapi hatiku bahagia bahwa Hery akan mengisi
kesepian dan memenuhi kebutuhan seksku selama suami di luar kota. Dalam hati
aku pun mengucapkan terima kasih kepada suamiku atas ijinnya dan pilihannya
yang tepat.
Setelah kejadian pertama ini, hubungan seksku dengan adik
suamiku ini terus berlanjut. Sayangnya hal ini kami berdua lakukan di rumah,
karena saat itu memang tidak pernah terpikir untuk main di luar misalnya di
Motel. Saking puasnya menikmati permainan seks dari Hery, aku lupa akan jadwal
kalender KB yang selama ini kugunakan. Sedangkan setiap kali Hery
menyetubuhiku, spermanya selalu ditumpahkan di dalam vaginaku. Aku sendiri
memang tidak menginginkan sperma Hery ditumpahkan di luar, karena justru
merasakan semburan dan kehangatan sperma Hery di dalam vaginaku, merupakan
suatu kenikmatan yang luar biasa.
Akibatnya setelah beberapa kali melakukan hubungan, aku
sempat terlambat 6 hari datang bulan (mens). Hal ini kuceritakan kepada Hery,
saat kami mengobrol berdua di paviliun. Khawatir benar-benar hamil, kuminta Hery
mengantarku ke dokter untuk memeriksakannya. Pada mulanya Hery tidak setuju,
dan ingin mempertahankan kehamilanku. Aku tidak setuju dan tetap ingin
menggugurkannya.
Keesokan paginya dengan diantar Hery, aku memeriksakan diri
ke suatu rumah sakit bagian kandungan. Ternyata hasil pemeriksaan tidak bisa
keluar hari itu juga, dan harus menunggu tiga hari. Sampai dua hari setelah
pemeriksaan dokter, ternyata mens-ku masih belum datang. Aku tidak sabar dan
khawatir jika ternyata aku benar-benar hamil. Hal ini kuutarakan kepada Hery
dan kuminta ia membantu membelikan satu botol bir hitam untukku. Keesokan
harinya, Hery menyerahkan bir hitam itu kepadaku, dan malamnya kuminum. Tiga
hari setelah minum bir hitam tersebut, mens-ku datang.
Setelah mens-ku selesai sekitar 7 hari, aku dan Hery
melanjutkan lagi hubungan seks seperti biasanya. Praktis selama dua bulan ada
18 kali aku dan Hery berhasil melakukan hubungan seks yang memuaskan dengan
aman tanpa ketahuan keluarga di rumah. Keinginan untuk melakukannya setiap hari
sulit terlaksana, mengingat situasi rumah yang tidak memungkinkan. Dari sekian
kali hubungan seksku dengan Hery, seingatku ada tiga kali yang benar-benar
sangat memuaskan diriku. Selain kejadian yang pertama kali, hubungan seksku
dengan Hery yang sangat memuaskan adalah sewaktu kami berdua melakukan di suatu
siang hari dan saat malam takbiran. Kejadian di siang hari itu, yaitu saat aku
selesai mandi dan bersiap-siap berhias diri mau pergi ke kantor. Saat itu kedua
mertuaku dan adik-adik iparku yang lain sedang tidak ada di rumah. Yang ada hanya
Hery, yang kebetulan sudah pulang dari kantornya, karena hari Jumat. Kedua
anakku asyik bermain dengan pengasuhnya.
Cerita Bokep 2016
Cerita Ngentot 2016
Tanpa sepengetahuanku, saat aku memakai make-up, tiba-tiba Hery
masuk kamarku yang tidak terkunci. Setelah menutup pintu kembali dan menguncinya,
dari belakang ia memelukku, melepaskan handuk yang membungkus tubuhku, sehingga
aku dalam posisi telanjang bulat. Diciumnya pundak belakangku, sambil tangannya
memainkan kedua payudaraku, dan turun mempermainkan vaginaku. Akibatnya, aku
tak tahan dan vaginaku cepat basah. Segera kubalikkan tubuhku dan kupeluk serta
kulumat bibir Hery dengan penuh nafsu. Kemudian kubuka reitsleting celananya
dan kutanggalkan celana panjang dan celana dalamnya. Kemudian aku jongkok di
hadapannya, sambil meremas, menjilati, dan mengulum lontongnya dalam mulutku.
Setelah kurasakan lontongnya semakin keras, kudorong tubuh Hery
duduk di tepi tempat tidur. Kemudian aku berdiri membelakanginya, dan setengah
jongkok kupegang dan kuarahkan lontongnya masuk ke dalam lubang kewanitaanku
yang sudah basah itu. Kuturun-naikkan dan kuputar pinggulku untuk merasakan
nikmatnya lontong Hery yang telah masuk seluruhnya dalam lubang vaginaku.
Sambil bergoyang itu, aku merintih dan berdesah, “Oooh.. aaghh..” Hery tak mau
ketinggalan, ia membantu menurun-naikkan pinggulku dan kadang-kadang
meremas-remas kedua buah dadaku. Kurang lebih tiga menit dengan posisi ini,
terasa aku sudah mau orgasme. Kupercepat gerakan turun naik dan goyangan
pinggulku, dan saat itu Hery merintih, “Oh.. oh.. Detta, Hery mau keluar..
oh..”
Akhirnya berbarengan dengan keluarnya lendir kenikmatanku,
kurasakan lontong Hery menyemprotkan spermanya dengan keras memenuhi lubang
vaginaku. Tubuhku terasa terbang merasakan semprotan yang hangat dan nikmat
itu. Kemudian kukeluarkan lontong Hery dari lubang vaginaku. Kulihat masih
cukup keras. Dengan penuh nafsu kujilati, kuhisap lontong Hery yang masih basah
diselimuti campuran sperma kami berdua.
Tak berapa lama kemudian lontong Hery kembali keras.
Kemudian kuminta Hery menyetubuhiku dari belakang. Dengan menopangkan kedua
tanganku di atas meja hias dan posisi menungging, kusuruh Hery memasukkan
lontongnya ke dalam lubang vaginaku dari belakang. Betapa nikmatnya kurasakan
lontong Hery menghunjam masuk ke dalam lubang vaginaku, kemudian sambil meremas-remas
kedua buah dadaku, Hery mempercepat tusukan lontongnya. Dari cermin yang berada
di hadapanku, kulihat gerakan dan ekspresi wajah Hery yang sedang mempermainkan
lontongnya di dalam lubang vaginaku. Situasi ini menambah naiknya birahiku.
Kurang lebih tiga menit merasakan tusukan-tusukan lontongnya, aku tak tahan
ingin orgasme lagi. Aku merintih,
“Aduh.. oh.. agh.. Ri, tembus Ri.. aagh.. Detta mau keluar
lagi, cepatkan Ri.. oh.. aaghh..” Ternyata Hery pun mau keluar. Ia pun
merintih,
“Oh.. augh.. Detta, Hery
juga mau keluar.. aduh.. Detta.. bareng ya.. oh..” Beberapa saat kemudian,
secara bersamaan aku dan Hery mencapai orgasme. Kurasakan kembali semprotan
sperma Hery yang hangat dan nikmat lubang vaginaku.
Setelah itu, kami berdua berpelukan dengan mesra. Aku berkata,
“Nakal ya..” Hery mencium pipi dan keningku kemudian pamit
keluar. Kemudian aku pun keluar ke kamar mandi untuk membasuh vaginaku. Jam
14:00, jemputan mobil dari kantorku datang. Malamnya sesuai janji via telepon,
kembali Hery masuk ke kamarku dan menyetubuhiku secara terburu-buru, karena
khawatir ada yang memergoki. Walau dalam keadaan terburu-buru, persetubuhanku
dengan Hery yang dilakukan setiap dini hari itu, cukup memuaskan, karena paling
tidak setiap bersetubuh itu aku bisa orgasme minimal satu kali dan merasakan
semprotan sperma Hery di dalam vaginaku.
Selanjutnya, persetubuhanku dengan Hery yang benar-benar
memuaskan dan menyebabkan aku lemas tak berdaya adalah saat malam takbiran.
Pada malam itu, aku menginap di rumah orang tuaku. Sesuai janji via telepon Hery
datang menjengukku. Kami berdua duduk mengobrol merayakan takbiran di rumah.
Kedua orang tuaku menyuruhku menawarkan bir kepada Hery. Selesai acara TV,
ayahku pergi keluar rumah dan ibuku masuk tidur. Kini di ruang tamu, tinggal
aku dan Hery duduk berdua ngobrol sambil menikmati bir sepuas-puasnya. Karena
pengaruh bir, kurasakan nafsu seksku mulai naik. Kemudian aku pamit sebentar,
melihat kedua anakku sekalian mengecek Ibuku. Aku mengganti bajuku dengan
daster dan kutanggalkan celana dalamku. Setelah kuketahui ibuku sudah pulas
tidur dan keadaan aman, aku kembali ke ruang tamu, duduk di sebelah Hery. Tak
lama kemudian Hery sudah memelukku, menciumiku sambil bertanya apa ibuku sudah
tidur. Mengetahui ibuku sudah tidur, Hery mulai menggerayangi vaginaku dengan
jari-jari tangannya sambil melumat bibirku. Aku menggelinjang dan merintih,
“Oh.. Ri.. enak sekali.. Ri.. oh terus Ri..” Aku tak mau
kalah dan kuremas-remas lontongnya dari luar celana yang membuat lontongnya
semakin keras. Kemudian kusuruh Hery berdiri, kubuka reitsleting celana
panjangnya dan sekaligus celana dalamnya. Kulihat dan rasakan lontong Hery
lebih keras dan besar dari biasanya.
“Aduh.. wow.. kok lebih keras dan besar Ri lontongnya?” Hery
berterus terang bahwa sorenya ia minum jamu kuat laki-laki sebagai persiapan
untuk memuaskan diriku. Kuhisap, kujilati dan kukulum lontongnya dengan penuh
nafsu. Karena tak tahan lagi, kudorong tubuh Hery duduk di sofa. Aku duduk di
atas pangkuannya. Kemudian kupegang dan arahkan lontongnya ke dalam vaginaku.
“Wow.. aduh Ri.. gede banget dan enak Ri, lontongnya..
aduh.. oohh..” aku mengerang. Sambil kulumat bibirnya, kunaik-turunkan
pinggulku agar dapat merasakan gerakan, tusukan dan denyutan lontong Hery.
Sekitar dua menit kugoyang, akhirnya aku mencapai orgasme karena tak tahan
merasakan lontong Hery yang lebih keras dan besar dari biasanya. Kemudian kami
berdua merubah posisi dengan doggy style. Kurang lebih tiga menit, lagi-lagi
aku tidak tahan dan orgasme untuk yang kedua kalinya. Setelah beristirahat sebentar,
kami berdua merubah posisi dengan berdiri. Lontong Hery masih keras dan ia
belum keluar sama sekali. Lagi-lagi, mungkin karena pengaruh bir dan nafsu yang
menggebu, aku mencapai orgasme yang ketiga kalinya.
Dengan masih mempertahankan lontongnya yang keras dan
panjang di dalam vaginaku, Hery menggendongku masuk ke kamar tidurku.
Direbahkan tubuhku di kasur di atas lantai yang sudah kusiapkan. Masih
kurasakan nikmatnyan dan orgasmeku yang keempat kalinya saat Hery menyetubuhiku
dengan posisi di atas. Setelah itu aku tak ingat lagi dan menyerah pasrah
menerima tusukan-tusukan lontong Hery.
Mungkin lebih dari 10 kali aku mencapai orgasme, dan aku tak
tahu berapa kali Hery keluar. Saat terbangun kira-kira jam 5 pagi, terasa
kepuasan yang amat sangat pada diriku walau kakiku rasanya gontai dan lemas.
Kurasakan juga kehangatan sperma Hery yang masih ada di dalam vaginaku. Tak
disangka selingkuhku di malam takbiran dengan Hery adik suamiku adalah yang
terakhir, karena beberapa hari kemudian, suamiku sudah kembali ke rumah.
Sekembalinya suami di rumah, malam harinya suami mengajakku
bersetubuh. Sambil bersetubuh, suami bertanya apakah jadi selingkuh dengan Hery.
Karena memang sudah diijinkannya, aku berterus terang mengaku. Pada mulanya
suamiku agak marah, mungkin tersinggung, tapi akhirnya ia memaafkanku. Sejak
saat itu hubunganku dengan Hery praktis terputus. Namun, Hery masih mencoba
mendekatiku dan berusaha mengajakku untuk berhubungan lagi. Hal itu ia lakukan
beberapa kali via telepon saat suamiku ke kantor. Walau sebenarnya aku sendiri
masih menginginkannya, namun ajakan Hery tersebut terpaksa kutolak. Selain
suasana rumah memang tidak memungkinkan, aku juga khawatir jika suamiku akan
marah karena ia belum mengijinkan lagi.
Peristiwa perselingkuhanku dengan adik ipar atas saran dan
ijin suami menjadi pengalaman yang manis sampai saat ini. Lebih dari itu, jika
suami mengungkit-ungkit lagi masalah ini dan minta aku menceritakannya kembali,
bukannya marah yang kudapat darinya, malah sebaliknya kasih sayang yang makin
besar.
Setiap kali akan meniduriku, untuk merangsang dirinya,
suamiku selalu meminta aku untuk menceritakan kembali pengalaman selingkuhku
dengan adiknya itu. Ia kerap bertanya posisi apa saja yang aku dan Hery lakukan
saat berhubungan seks, berapa kali aku klimaks, bagaimana rasanya vaginaku
menerima semburan sperma Hery dlsb. Untuk membahagiakannya, kuceritakan
semuanya secara jujur. Setiap kali mendengar ceritaku itu, nafsu seks suamiku
semakin meningkat dan ia meminta aku mempraktekannya kembali dengan menganggap
dirinya sebagai Hery. Terus terang, gairah seksku pun semakin meningkat saat harus
membayangkan dan mempraktekan kembali cara-cara hubungan seksku dengan Hery.
Ternyata perselingkuhan tidak selalu merusak keharmonisan
rumah tangga. Mungkin ada benarnya jika orang menerjemahkan arti kata
‘selingkuh’ sebagai ‘selingan indah keluarga utuh’.
skandal seks 2016,skandal seks terupdate,skandal seks
terbaru,skandal seks,skandal dewasa 2016,skandal dewasa terupdate,skandal dewasa
terbaru,skandal dewasa,