Cerita Dewasa Indahnya Tubuh Mulus Istri Temanku - Cerita ngentot terhot, Sebelumnya kisah sex yang pernah saya publish ialah
Cerita Dewasa Aroma Sejuk CD Dalam Rok Cewek. Cerita
sex terbaru, novel sex terlengkap, cerita dewasa terupdate, cerita
mesum terbaik, cerita ngentot terpopuler, cerita bokep terselubung,
cerita xxx terhot, cerita ml abg perawan, cerita porno janda binal |
Nama saya Dika, saya berusia 28 tahun, baru 3 (tiga) bulan bekerja di
suatu perusahaan asing di Jakarta, atasan saya Mr. Mike Handerson,
berasal dari Amerika, kira-kira berusia 40 tahun. Dalam waktu singkat
Mike demikian teman-teman di kantor suka memanggilnya, telah sangat
akrab dengan saya, karena kebetulan kami mempunyai hobi yang sama yaitu
bermain golf.
Cerita Sex Terbaru 2016 Indahnya Tubuh Mulus Istri Temanku
Novel Seks
- Perusahaan tempat kami bekerja adalah suatu perusahaan yang bergerak
dalam bidang advertising. Menurut cerita-cerita teman-teman istri Mike,
yang berasal dari Amerika juga, sangat cantik dan badannya sangat seksi,
seperti bintang film Hollywood.
Cerita Sex Selingkuh, Cerita Sex HOT Terbaru, Cerita Mesum HOT
Perselingkuhan, Cerita HOT IGO Ngentot, Cerita Sex Ngentot Terkini.
Aku sendiri belum pernah bertemu secara langsung dengan istri Mike,
hanya melihat fotonya yang terletak di meja kerja Mike. Suatu hari saya
memasang foto saya berdua denga Nina istri saya, yang berasal dari
Bandung dan berusia 26 tahun, di meja kerja saya. Pada waktu Mike
melihat foto itu, secara spontan dia memuji kecantikan Nina dan sejak
saat itu pula saya mengamati kalau Mike sering melirik ke foto itu,
apabila kebetulan dia datang ke ruang kerja saya.
Suatu hari Mike
mengundang saya untuk makan malam di rumahnya, katanya untuk membahas
suatu proyek, sekaligus untuk lebih mengenal istri masing-masing.
“Dik, nanti malam datang ke rumah ya, ajak istrimu Nina juga, sekalian makan malam”.
“Lho, ada acara apa boss?”, kataku sok akrab.
“Ada proyek yg harus diomongin, sekalian biar istri saling kenal gitu”.
“Okelah!”, kataku.
Sesampainya
di rumah, undangan itu aku sampaikan ke Nina. Pada mulanya Nina agak
segan juga untuk pergi, karena menurutnya nanti agak susah untuk
berkomunikasi dalam bahasa Inggris dengan mereka. Akan tetapi setelah
kuyakinkan bahwa Mike dan Istrinya sangat lancar berbahasa Indonesia,
akhirnya Nina mau juga pergi.
“Ada apa sih Mas, kok mereka ngadain dinner segala?”.
“Tau, katanya sih, ada proyek apa.., yang mau didiskusikan”.
“Ooo..,
gitu ya”, sambil tersenyum. Melihat dia tersenyum aku segera mencubit
pipinya dengan gemas. Kalau melihat Nina, selalu gairahku timbul,
soalnya dia itu seksi sekali. Rambutnya terurai panjang, dia selalu
senam so.., punya tubuh ideal, dan ukurannya itu 34B yang padat kencang.
Pukul
19.30 kami sudah berada di apartemen Mike yang terletak di daerah Jl.
Gatot Subroto. Aku mengenakan kemeja batik, sementara Nina memakai
stelan rok dan kemeja sutera. Rambutnya dibiarkan tergerai tanpa hiasan
apapun.
Sesampai di Apertemen no.1009, aku segera menekan bel
yang berada di depan pintu. Begitu pintu terbuka, terlihat seorang
wanita bule berusia kira-kiar 32 tahun, yang sangat cantik, dengan
tinggi sedang dan berbadan langsing, yang dengan suara medok menegur
kami.
“Oh Dika dan Nina yah?, silakan.., masuk.., silakan duduk ya!, saya Wenny istrinya Mike”.
Ternyata
Wenny badannya sangat bagus, tinggi langsing, rambut panjang, dan lebih
manis dibandingkan dengan fotonya di ruang kerja Mike. Dengan agak
tergagap, aku menyapanya.
“Hallo Mam.., kenalin, ini Nina istriku”.
Setelah
Nina berkenalan dengan Wenny, ia diajak untuk masuk ke dapur untuk
menyiapkan makan malam, sementara Mike mengajakku ke teras balkon
apartemennya.
“Gini lho Dik.., bulan depan akan ada proyek untuk
mengerjakan iklan.., ini.., ini.., dsb. Berani nggak kamu ngerjakan
iklan itu”.
“Kenapa nggak, rasanya perlengkapan kita cukup
lengkap, tim kerja di kantor semua tenaga terlatih, ngeliat waktunya
juga cukup. Berani!”.
Aku excited sekali, baru kali itu diserahi tugas untuk mengkordinir pembuatan iklan skala besar.
Senyum Mike segera mengembang, kemudian ia berdiri merapat ke sebelahku.
“Eh Dik.., gimana Wenny menurut penilaian kamu?”, sambil bisik-bisik.
“Ya.., amat cantik, seperti bintang film”, kataku dengan polos.
“Seksi nggak?”.
“Lha.., ya.., jelas dong”.
“Umpama.., ini umpama saja loo.., kalo nanti aku pinjem istrimu dan aku pinjemin Wenny untuk kamu gimana?”.
Mendenger
permintaan seperti itu terus terang aku sangat kaget dan bingung,
perasanku sangat shock dan tergoncang. Rasanya kok aneh sekali gitu.
Sambil masih tersenyum-senyum, Mike melanjutkan,
“Nggak ada
paksaan kok, aku jamin Nina dan Wenny pasti suka, soalnya nanti.., udah
deh pokoknya kalau kau setuju.., selanjutnya serahkan pada saya.., aman
kok!”.
Membayangkan tampang dan badan Wenny aku menjadi
terangsang juga. Pikirku kapan lagi aku bisa menunggangi kuda putih?
Paling-paling selama ini hanya bisa membayangkan saja pada saat menonton
blue film. Tapi dilain pihak kalau membayangkan Nina dikerjain si bule
ini, yang pasti punya senjata yang besar, rasanya kok tidak tega juga.
Tapi sebelum saya bisa menentukan sikap, Mike telah melanjutkan dengan
pertanyaan lagi,
“Ngomong-ngomong Nina sukanya kalo making love style-nya gimana sih?”.
Tanpa aku sempat berpikir lagi, mulutku sudah ngomong duluan,
“Dia
tidak suka style yang aneh-aneh, maklum saja gadis pingitan dan pemalu,
tapi kalau memeknya dijilatin, maka dia akan sangat terangsang!”.
“Wow..,
aku justru pengin sekali mencium dan menjilati bagian memek, ada bau
khas wanita terpancar dari situ.., itu membuat saya sangat terangsang!”,
kata Mike.
“Kalau Wenny sangat suka main di atas, doggy style dan yang jelas suka blow-job” lanjutnya.
Mendengar
itu aku menjadi bernafsu juga, belum-belum sudah terasa ngilu di bagian
bawahku membayangkan senjataku diisap mulut mungil Wenny itu.
Kemudian
lanjut Mike meyakinkanku, “Oke deh.., enjoy aja nanti, biar aku yang
atur. Ngomong-ngomong my wife udah tau rencana ini kok, dia itu orangnya
selalu terbuka dalam soal seks.., jadi setuju aja”.
“Nanti
minuman Nina aku kasih bubuk penghangat sedikit, biar dia agak lebih
berani.., Oke.., yaa!”, saya agak terkejut juga, apakah Mike akan
memberikan obat perangsang dan memperkosa Rina? Wah kalau begitu tidak
rela aku.
Aku setuju asal Rina mendapat kepuasan juga. Melihat mimik mukaku yang ragu-ragu itu, Mike cepat-cepat menambahkan,
“Bukan obat bius atau ineks kok. Cuma pembangkit gairah aja”, kemudian dia menjelaskan selanjutnya,
“Oke, nanti kamu duduk di sebelah Wenny ya, Nina di sampingku”.
Selanjutnya
acara makan malam berjalan lancar. Juga rencana Mike. Setelah makan
malam selesai kelihatannya bubuk itu mulai bereaksi. Rina kelihatan agak
gelisah, pada dahinya timbul keringat halus, duduknya kelihatan tidak
tenang, soalnya kalau nafsunya lagi besar, dia agak gelisah dan
keringatnya lebih banyak keluar. Melihat tanda-tanda itu, Mike
mengedipkan matanya pada saya dan berkata pada Nina,
“Nin.., mari duduk di depan TV saja, lebih dingin di sana!”
dan
tampa menunggu jawaban Nina, Mike segera berdiri, menarik kursi Nina
dan menggandengnya ke depan TV 29 inchi yang terletak di ruang tengah.
Aku ingin mengikuti mereka tapi Wenny segera memegang tanganku.
“Dik, diliat aja dulu dari sini, ntar kita juga akan bergabung dengan mereka kok”.
Memang
dari ruang makan kami dapat dengan jelas menyaksikan tangan Mike mulai
bergerilya di pundak dan punggung Nina, memijit-mijit dan mengusap-usap
halus. Sementara Nina kelihatan makin gelisah saja, badannya terlihat
sedikit menggeliat dan dari mulutnya terdengar desahan setiap kali
tangan Mike yang berdiri di belakangnya menyentuh dan memijit pundaknya.
Wenny
kemudian menarikku ke kursi panjang yang terletak di ruang makan. Dari
kursi panjang tersebut, dapat terlihat langsung seluruh aktivitas yang
terjadi di ruang tengah, kami kemudian duduk di kursi panjang tersebut.
Terlihat tindakan Mike semakin berani, dari belakang tangannya dengan
trampil mulai melepaskan kancing kemeja batik Nina hingga kancing
terakhir.
BH Nina segera menyembul, menyembunyikan dua bukit
mungil kebanggaanku dibalik balutannya. Kelihatan mata Nina terpejam,
badannya terlihat lunglai lemas, aku menduga-duga,
“Apakah Nina
telah diberi obat tidur, atau obat perangsang oleh Mike?, atau apakah
Nina pingsan atau sedang terbuai menikmati permainan tangan Mike?”.
Nina
tampaknya pasrah seakan-akan tidak menyadari keadaan sekitarnya. Timbul
juga perasaan cemburu berbarengan dengan gairah menerpaku, melihat Nina
seakan-akan menyambut setiap belaian dan usapan Mike dikulitnya dan
ciuman nafsu Mikepun disambutnya dengan gairah.
Melihat apa yang
tengah diperbuat oleh si bule terhadap istriku, maka karena merasa
kepalang tanggung, aku juga tidak mau rugi, segera kualihkan perhatianku
pada istri Mike yang sedang duduk di sampingku. Niat untuk merasakan
kuda putih segera akan terwujud dan tanganku pun segera menyelusup ke
dalam rok Wenny, terasa bukit kemaluannya sudah basah, mungkin juga
telah muncul gairahnya melihat suaminya sedang mengerjai wanita mungil.
Dengan
perlahan jemariku mulai membuka pintu masuk ke lorong kewanitaannya,
dengan lembut jari tengahku menekan clitorisnya. Desahan lembut keluar
dari mulut Wenny yang mungil itu, “aahh.., aaghh.., aagghh”, tubuhnya
mengejang, sementara tangannya meremas-remas payudaranya sendiri.
Sementara
itu di ruang sebelah, Mike telah meningkatkan aksinya terhadap Nina,
terlihat Nina telah dibuat polos oleh Mike dan terbaring lunglai di
sofa. Badan Nina yang ramping mulus dengan buah dadanya tidak terlalu
besar, tetapi padat berisi, perutnya yang rata dan kedua bongkahan
pantatnya yang terlihat mulus menggairahkan serta gundukan kecil yang
membukit yang ditutupi oleh rambut-rambut halus yang terletak diantara
kedua paha atasnya terbuka dengan jelas seakan-akan siap menerima
serangan-serangan selanjutnya dari Mike.
Kemudian Mike menarik
Nina berdiri, dengan Mike tetap di belakangnya, kedua tangan Mike
menjelajahi seluruh lekuk dan ngarai istriku itu. Aku sempat melihat
ekspresi wajah Nina, yang dengan matanya yang setengah terpejam dan
dahinya agak berkerut seakan-akan sedang menahan suatu kenyerian yang
melanda seluruh tubuhnya dengan mulutnya yang mungil setengah terbuka,
menunjukan Nina menikmati benar permainan dari Mike terhadap badannya
itu, apalagi ketika jemari Mike berada di semak-semak kewanitaannya,
sementara tangan lain Mike meremas-remas puting susunya, terlihat
seluruh badan Nina yang bersandar lemas pada badan Mike, bergetar dengan
hebat.
Saat itu juga tangan Wenny telah membuka zipper celana
panjangku, dan bagaikan orang kelaparan terus berusaha melepas celanaku
tersebut. Untuk memudahkan aksinya aku berdiri di hadapannya, dengan
melepaskan bajuku sendiri. Setelah Wenny selesai dengan celanaku,
gilirannya dia kutelanjangi. Wow.., kulit badannya mulus seputih susu,
payudaranya padat dan kencang, dengan putingnya yang berwarna coklat
muda telah mengeras, yang terlihat telah mencuat ke depan dengan
kencang.
Aku menyadari, kalau diadu besarnya senjataku dengan
Mike, tentu aku kalah jauh dan kalau aku langsung main tusuk saja, tentu
Wenny tidak akan merasa puas, jadi cara permainanku harus memakai
teknik yang lain dari lain. Maka sebagai permulaan kutelusuri dadanya,
turun ke perutnya yang rata hingga tiba di lembah diantara kedua pahanya
mulus dan mulai menjilat-jilat bibir kemaluannya dengan lidahku.
Kududukkan
Wenny kembali di sofa, dengan kedua kakinya berada di pundakku.
Sasaranku adalah memeknya yang telah basah. Lidahku segera menari-nari
di permukaan dan di dalam lubang memeknya. Menjilati clitorisnya dan
mempermainkannya sesekali. Kontan saja Wenny berteriak-teriak keenakan
dengan suara keras,
“Ooohh.., oohh.., sshh.., sshh”.
Sementara
tangannya menekan mukaku ke memeknya dan tubuhnya menggeliat-geliat.
Tanganku terus melakukan gerakan meremas-remas di sekitar payudaranya.
Pada saat bersamaan suara Nina terdengar di telingaku saat ia
mendesah-desah, “Oooh.., aagghh!”, diikuti dengan suara seperti orang
berdecak-decak. Tak tahu apa yang diperbuat Mike pada istriku, sehingga
dia bisa berdesah seperti itu.
Nina sekarang telah telentang di
atas sofa, dengan kedua kakinya terjulur ke lantai dan Mike sedang
berjongkok diantara kedua paha Nina yang sudah terpentang dengan lebar,
kepalanya terbenam diantara kedua paha Nina yang mulus. Bisa kubayangkan
mulut dan lidah Mike sedang mengaduk-aduk kemaluan Nina yang mungil
itu. Terlihat badan Nina menggeliat-geliat dan kedua tangannya
mencengkeram rambut Mike dengan kuat.
Aku sendiri makin sibuk
menjilati memek Wenny yang badannya terus menggerinjal-gerinjal keenakan
dan dari mulutnya terdengar erangan,
“Ahh.., yaa.., yaa.., jilatin.., Ummhh”. Desahan-desahan nafsu yang semakin menegangkan otot-otot kontolku.
“Aahh..,
Dik.., akuu.., aakkuu.., oohh.., hh!”, dengan sekali hentakan keras
pinggul Wenny menekan ke mukaku, kedua pahanya menjepit kepalaku dengan
kuat dan tubuhnya menegang terguncang-guncang dengan hebat dan diikuti
dengan cairan hangat yang merembes di dinding memeknya pun semakin
deras, saat ia mencapai organsme.
Tubuhnya yang telah basah oleh
keringat tergolek lemas penuh kepuasan di sofa. Tangannya mengusap-usap
lembut dadaku yang juga penuh keringat, dengan tatapan yang sayu
mengundangku untuk bertindak lebih jauh.
Ketika aku menengok ke
arah Mike dan istriku, rupanya mereka telah berganti posisi. Nina kini
telentang di sofa dengan kedua kakinya terlihat menjulur di lantai dan
pantatnya terletak pada tepi sofa, punggung Nina bersandar pada sandaran
sofa, sehingga dia bisa melihat dengan jelas bagian bawah tubuhnya yang
sedang menjadi sasaran tembak Mike.
Mike mengambil posisi
berjongkok di lantai diantara kedua paha Nina yang telah terpentang
lebar. Aku merasa sangat terkejut juga melihat senjata Mike yang
terletak diantara kedua pahanya yang berbulu pirang itu, kontolnya
terlihat sangat besar kurang lebih panjangnya 20 cm dengan lingkaran
yang kurang lebih 6 cm dan pada bagian kepala kontolnya membulat besar
bagaikan topi baja tentara saja.
Terlihat Mike memegang kontol
raksasanya itu, serta di usap-usapkannya di belahan bibir kemaluan Nina
yang sudah sedikit terbuka, terlihat Nina dengan mata yang terbelalak
melihat ke arah senjata Mike yang dahsyat itu, sedang menempel pada
bibir memeknya.
Kedua tangan Nina kelihatan mencoba menahan badan
Mike dan badan Nina terlihat agak melengkung, pantatnya dicoba ditarik
ke atas untuk mengurangi tekanan kontol raksasa Mike pada bibir
memeknya, akan tetapi dengan tangan kanannya tetap menahan pantat Nina
dan tangan kirinya tetap menuntun kontolnya agar tetap berada pada bibir
kemaluan Nina, sambil mencium telinga kiri Nina, terdengar Mike berkata
perlahan,
“Niinn.., maaf yaa.., saya mau masukkan sekarang..,
boleh?”, terlihat kepala Nini hanya menggeleng-geleng kekiri kekanan
saja, entah apa yang mau dikatakannya, dengan pandangannya yang sayu
menatap ke arah kemaluannya yang sedang didesak oleh kontol raksasa Mike
itu dan mulutnya terkatup rapat seakan-akan menahan kengiluan.
Mike,
tanpa menunggu lebih lama lagi, segera menekan kontolnya ke dalam
lubang memek Nina yang telah basah itu, biarpun kedua tangan Nina tetap
mencoba menahan tekanan badan Mike. Mungkin, entah karena tusukan kontol
Mike yang terlalu cepat atau karena ukuran kontolnya yang over size,
langsung saja Nina berteriak kecil,
“Aduuh.., pelan-pelan..,
sakit nih”, terdengar keluhan dari mulutnya dengan wajah yang agak
meringis, mungkin menahan rasa kesakitan. Kedua kaki Nina yang
mengangkang itu terlihat menggelinjang. Kepala kontol Mike yang besar
itu telah terbenam sebagian di dalam kemaluan Nina, kedua bibir
kemaluannya menjepit dengan erat kepala kontol Mike, sehingga belahan
kemaluan Nina terlihat terkuak membungkus dengan ketat kepala kontol
Mike itu. Kedua bibir kemaluan Nina tertekan masuk begitu juga clitoris
Nina turut tertarik ke dalam akibat besarnya kemaluan Mike.
Mike menghentikan tekanan kontolnya, sambil mulutnya mengguman, “Maaf.., Nin.., saya sudah menyakitimu.., maaf yaa.., Niin!”.
“aagghh..,
jangan teerrlalu diipaksakan.., yaahh.., saayaa meerasa.., aakan..,
terbelah.., niih.., sakiitt.., jangan.., diiterusiinn”.
Nina mencoba menjawab dengan badannya terus menggeliat-geliat, sambil merangkulkan kedua tangannya di pungung Mike.
“Niinn..,
saya mau masukkan lagi.., yaa.., dan tolong katakan yaa.., kalau Nina
masih merasa sakit”, sahut Mike dan tanpa menunggu jawaban Nina, segera
saja Mike melanjutkan penyelaman kontolnya ke dalam lubang memek Nina
yang tertunda itu, tetapi sekarang dilakukannya dengan lebih pelan
pelan.
Ketika kepala kontolnya telah terbenam seluruhnya di dalam
lubang kemaluan Nina, terlihat muka Nina meringis, tetapi sekarang
tidak terdengar keluhan dari mulutnya lagi hanya kedua bibirnya terkatup
erat dengan bibir bawahnya terlihat menggetar.
Terdengar Mike
bertanya lagi, “Niinn.., sakit.., yaa?”, Nina hanya menggeleng-gelengkan
kepalanya, sambil kedua tangannya meremas bahu Mike dan Mike segera
kembali menekan kontolnya lebih dalam, masuk ke dalam lubang kemaluan
Nina.
Secara pelahan-lahan tapi pasti, kontol raksasa itu menguak
dan menerobos masuk ke dalam sarangnya. Ketika kontol Mike telah
terbenam hampir setengah di dalam lubang memek Nina, terlihat Nina telah
pasrah saja dan sekarang kedua tangannya tidak lagi menolak badan Mike,
akan tetapi sekarang kedua tangannya mencengkeram dengan kuat pada tepi
sofa.
Mike menekan lebih dalam lagi, kembali terlihat wajah Nina
meringis menahan sakit dan nikmat, kedua pahanya terlihat menggeletar,
tetapi karena Nina tidak mengeluh maka Mike meneruskan saja tusukan
kontolnya dan tiba-tiba saja, “Blees”, Mike menekan seluruh berat
badannya dan pantatnya menghentak dengan kuat ke depan memepetin pinggul
Nina rapat-rapat pada sofa.
Pada saat yang bersamaan terdengar
keluhan panjang dari mulut Nina, “Aduuh”, sambil kedua tangannya
mencengkeram tepi sofa dengan kuat dan badannya melengkung ke depan
serta kedua kakinya terangkat ke atas menahan tekanan kontol Mike di
dalam kemaluannya. Mike mendiamkan kontolnya terbenam di dalam lubang
memek Nina sejenak, agar tidak menambah sakit Nina sambil bertanya lagi,
“Niinn..,
sakit.., yaa? Tahan dikit yaa, sebentar lagi akan terasa nikmat!”, Nina
dengan mata terpejam hanya menggelengkan kepalanya sedikit seraya
mendesah panjang, “aagghh.., kit!”, lalu Mike mencium wajah Nina dan
melumat bibirnya dengan ganas. Terlihat pantat Mike bergerak dengan
cepat naik turun, sambil badannya mendekap tubuh mungil Nina dalam
pelukannya.
Tak selang lama kemudian terlihat badan Nina bergetar
dengan hebat dari mulutnya terdengar keluhan panjang, “Aaduuh..,
oohh.., sshh.., sshh”, kedua kaki Nina bergetar dengan hebat, melingkar
dengan ketat pada pantat Mike, Nina mengalami orgasme yang hebat dan
berkepanjangan. Selang sesaat badan Nina terkulai lemas dengan kedua
kakinya tetap melingkar pada pantat Mike yang masih tetap berayun-ayun
itu.
aah, suatu pemandangan yang sangat erotis sekali, suatu
pertarungan yang diam-diam yang diikuti oleh penaklukan disatu pihak dan
penyerahan total dilain pihak.
“Dik.., ayo aku mau kamu”, suara
Wenny penuh gairah di telingaku. Kuletakkan kaki Wenny sama dengan
posisi tadi, hanya saja kini senjataku yang akan masuk ke memeknya. Duh,
rasanya kemaluan Wenny masih rapet saja, aku merasakan adanya jepitan
dari dinding memek Wenny pada saat rudalku hendak menerobos masuk.
“Lill.., kok masih rapet yahh”. Maka dengan sedikit tenaga kuserudukkan saja rudalku itu menerobos liang memeknya.
“Aagghh”,
mata Wenny terpejam, sementara bibirnya digigit. Tapi ekspresi yang
terpancar adalah ekspresi kepuasan. Aku mulai mendorong-dorongkan
kontolku dengan gerakan keluar masuk di liang memeknya. Diiringi erangan
dan desahan Wenny setiap aku menyodokkan kontolku, melihat itu aku
semakin bersemangat dan makin kupercepat gerakan itu. Bisa kurasakan
bahwa liang kemaluannya semakin licin oleh pelumas memeknya.
“Ahh.., ahh”, Wenny makin keras teriakannya.
“Ayo Dik.., terus”.
“Enakk.., eemm.., mm!”.
Tubuhnya
sekali lagi mengejang, diiringi leguhan panjang, “Uuhh..hh..” “Lill..,
boleh di dalam.., yaah”, aku perlu bertanya pada dia, mengingat aku bisa
saja sewaktu-waktu keluar.
“mmhhhhh..”.
Kaki Wenny
kemudian menjepit pinggangku dengan erat, sementara aku semakin
mempercepat gerakan sodokan kontolku di dalam lubang kemaluannya. Wenny
juga menikmati remasan tanganku di buah dadanya.
“Nih.., Lill.., terima yaa”.
Dengan
satu sodokan keras, aku dorong pinggulku kuat-kuat, sambil kedua
tanganku memeluk badan Wenny dengan erat dan kontolku terbenam
seluruhnya di dalam lubang kemaluannya dan saat bersamaan cairan maniku
menyembur keluar dengan deras di dalam lubang memek Wenny. Badanku
tehentak-hentak merasakan kenikmatan orgasme di atas badan Wenny.
Sementara
cairan hangat maniku masih terus memenuhi rongga memek Wenny, tiba-tiba
badan Wenny bergetar dengan hebat dan kedua pahanya menjepit dengan
kuat pinggul saya diikuti keluhan panjang keluar dari mulutnya,
“..aagghh.., hhm!”, saat bersamaan Wenny juga mengalami orgasme dengan
dahsyat.
Setelah melewati suatu fase kenikmatan yang hebat, kami
berdua terkulai lemas dengan masih berpelukan erat satu sama lain. Dari
pancaran sinar mata kami, terlihat suatu perasaan nikmat dan puas akan
apa yang baru kami alami.
Aku kemudian mencabut senjataku yang
masih berlepotan dan mendekatkannya ke muka Wenny. Dengan isyarat agar
ia menjilati senjataku hingga bersih. Ia pun menurut. Lidahnya yang
hangat menjilati kontolku hingga bersih. “Ahh..”. Dengan kepuasan yang
tiada taranya aku merebahkan diri di samping Wenny.
Kini kami
menyaksikan bagaimana Mike sedang mempermainkan Nina, yang terlihat
tubuh mungilnya telah lemas tak berdaya dikerjain Mike, yang terlihat
masih tetap perkasa saja. Gerakan Mike terlihat mulai sangat kasar,
hilang sudah lemah lembut yang pernah dia perlihatkan. Mulai saat ini
Mike mengerjai Nina dengan sangat brutal dan kasar.
Nina
benar-benar dipergunakan sebagai objek seks-nya. Saya sangat takut
kalau-kalau Mike menyakiti Nina, tetapi dilihat dari ekspressi muka dan
gerakan Nina ternyata tidak terlihat tanda-tanda penolakan dari pihak
Nina atas apa yang dilakukan oleh Mike terhadapnya.
Mike mencabut
kontolnya, kemudian dia duduk di sofa dan menarik Nina berjongkok
diantara kedua kakinya, kepala Nina ditariknya ke arah perutnya dan
memasukkan kontolnya ke dalam mulut Nina sambil memegang belakang kepala
Nina, dia membantu kepala Nina bergerak ke depan ke belakang, sehingga
kontolnya terkocok di dalam mulut Nina. Kelihatan Nina telah lemas dan
pasrah, sehingga hanya bisa menuruti apa yang diingini oleh Mike, hal
ini dilakukan Mike kurang lebih 5 menit lamanya.
Mike kemudian
berdiri dan mengangkat Nina, sambil berdiri Mike memeluk badan Nina
erat-erat. Kelihatan tubuh Nina terkulai lemas dalam pelukan Mike yang
ketat itu. Tubuh Nina digendong sambil kedua kaki Nina melingkar pada
perut Mike dan langsung Mike memasukkan kontolnya ke dalam kemaluan
Nina. Ini dilakukannya sambil berdiri.
Badan Nina terlihat
tersentak ke atas ketika kontol raksasa Mike menerobos masuk ke dalam
lubang kemaluannya dari mulutnya terdengar keluhan, “aagghh!”, Nina
terlihat seperti anak kecil dalam gendongan Mike. Kaki Nina terlihat
merangkul pinggang Mike, sedangkan berat badannya disanggah oleh kontol
Mike.
Mike berusaha memompa sambil berdiri dan sekaligus mencium
Nina. Pantat Nina terlihat merekah dan tiba-tiba Mike memasukkan jarinya
ke lubang pantat Nina. “Ooohh!”. Mendapat serangan yang demikian
serunya dari Mike, badan Nina terlihat menggeliat-geliat dalam gendongan
Mike. Suatu pemandangan yang sangat seksi.
Ketika Mike merasa
capai, Nina diturunkan dan Mike duduk pada sofa. Nina diangkat dan
didudukan pada pangkuannya dengan kedua kaki Nina terkangkang di samping
paha Mike dan Mike memasukkan kontolnya ke dalam lubang kemaluan Nina
dari bawah. Dari ruang sebelah saya bisa melihat kontol raksasa Mike
memaksa masuk ke dalam lubang kemaluan Nina yang kecil dan ketat itu.
Memeknya
menjadi sangat lebar dan kontol Mike menyentuh paha Nina. Kedua tangan
Mike memegang pinggang Nina dan membantu Nina memompa kontol Mike secara
teratur, setiap kali kontol Mike masuk, terlihat memeknya ikut masuk ke
dalam dan cairan putih terbentuk di pinggir bibir memeknya. Ketika
kontolnya keluar, terlihat memeknya mengembang dan menjepit kontol Mike.
Mereka melakukan posisi ini cukup lama.
Kemudian Mike mendorong
Nina tertelungkup pada sofa dengan pantat Nina agak menungging ke atas
dan kedua lututnya bertumpu di lantai. Mike akan bermain
doggy style.
Ini sebenarnya adalah posisi yang paling disukai oleh Nina. Dari
belakang pantat Nina, Mike menempatkan kontolnya diantara belahan pantat
Nina dan mendorong kontolnya masuk ke dalam lubang memek Nina dari
belakang dengan sangat keras dan dalam, semua kontolnya amblas ke dalam
memek Nina.
Jari jempol tangan kiri Mike dimasukkan ke dalam
lubang pantat. Nina setengah berteriak, “aagghh!”, badannya meliuk-liuk
mendapat serangan Mike yang dahsyat itu. Badan Nina dicoba ditarik ke
depan, tapi Mike tidak mau melepaskan, kontolnya tetap bersarang dalam
lubang kemaluan Nina dan mengikuti arah badan Nina bergerak.
Nina
benar-benar dalam keadaan yang sangat nikmat, desahan sudah berubah
menjadi erangan dan erangan sudah berubah menjadi teriakan,
“Ooohhmm.., aaduhh!”.
Mike
mencapai payudara Nina dan mulai meremas-remasnya. Tak lama kemudian
badan Nina bergetar lagi, kedua tangannya mencengkeram dengan kuat pada
sofa, dari mulutnya terdengar,
“Aahh.., aahh.., sshh.., sshh!”.
Nina
mencapai orgasme lagi, saat bersamaan Mike mendorong habis pantatnya
sehingga pinggulnya menempel ketat pada bongkahan
pantat Nina, kontolnya
terbenam seluruhnya ke dalam kemaluan Nina dari belakang.
Sementara
badan Nina bergetar-getar dalam orgasmenya, Mike sambil tetap menekan
rapat-rapat kontolnya ke dalam lubang kemaluan Nina, pinggulnya membuat
gerakan-gerakan memutar sehingga kontolnya yang berada di dalam lubang
memek Nina ikut berputar-putar mengebor liang memek Nina sampai ke
sudut-sudutnya.
Setelah badan Nina agak tenang, Mike mencabut
kontolnya dan menjilat memek Nina dari belakang. Memek Nina dibersihkan
oleh lidah Mike. Kemudian badan Nina dibalikkannya dan direbahkan di
sofa. Mike memasukkan kontolnya dari atas, sekarang tangan Nina ikut
aktif membantu memasukkan kontol Mike ke memeknya.
Kaki Nina
diangkat dan dilingkarkan ke pinggang Mike. Mike terus menerus memompa
memek Nina. Badan Nina yang langsing tenggelam ditutupi oleh badan Mike,
yang terlihat oleh saya hanya pantat dan lubang memek yang sudah diisi
oleh kontol Mike. Kadang-kadang terlihat tangan Nina meraba dan meremas
pantat Mike, sekali-kali jarinya di masukkan ke dalam lubang pantat
Mike. Gerakan pantat Mike bertambah cepat dan ganas memompa dan terlihat
kontolnya yang besar itu dengan cepat keluar masuk di dalam lubang
memek Nina, tiba-tiba, Bacaan sex top:
Cerita Dewasa Liarnya Adik Iparku Saat Bercinta“Ooohh..,
oohh!”, dengan erangan yang cukup keras dan diikuti oleh badannya yang
terlonjak-lonjak, Mike menekan habis pantatnya dalam-dalam, mememetin
pinggul Nina ke sofa, sehingga kontolnya terbenam habis ke dalam lubang
kemaluan Nina, pantat Mike terkedut-kedut sementara kontolnya
menyemprotkan spermanya di dalam memek Nina, sambil kedua tangannya
mendekap badan Nina erat-erat. Dari mulut Nina terdengar suara keluhan,
“Sssh.., sshh.., hhmm.., hhmm!”, menyambut semprotan cairan panas di dalam liang memeknya.
Setelah
berpelukan dengan erat selama 5 menit, Mike kemudian merebahkan diri di
atas badan Nina yang tergeletak di sofa, tanpa melepaskan kontolnya
dari memek Nina. Nina melihat ke saya dan memberikan tanda bahwa yang
satu ini sangat nikmat. Aku tidak bisa melihat ekspresi Mike karena
terhalang olah tubuh Nina. Yang jelas dari sela-sela selangkangan Nina
mengalir cairan mani.
Kemudian Ninapun seperti kebiasaan kami
membersihkan kontol Mike dengan mulutnya, itu membuat Mike mengelinjang
keenakan. Malam itu kami pulang menjelang subuh, dengan perasaan yang
tidak terlupakan. Kami masih sempat bermain 2 ronde lagi dengan pasangan
itu.